In

sekolah masinis di jogja

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sebagai satu dari beberapa ujung tombak operasional kereta api, masinis memang profesi yang unik.
Meski pekerjaannya terlihat mudah, namun ternyata ada proses rumit yang menyertainya. Tak ayal, aspek ini menjadi perhatian khusus dari operator kereta api satu-satunya di Indonesia saat ini yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Masinis memiliki peran vital sebagai pengendali lokomotif yang akan membawa baik kereta penumpang maupun barang.
Sekilas, pekerjaannya terlihat mudah yakni menjalankan atau memberhentikan kereta berdasarkan perintah dari persinyalan KA.
Namun ternyata, pekerjaan ini tidak semudah itu. Karenanya, PT KAI pun menaruh perhatian khusus dengan memberikan pendidikan kepada para calon masinis.
Di Indonesia, para calon masinis dididik menjadi masinis di dua tempat yakni Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi di Bekasi dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta.
Apabila BPTP Sofyan Hadi dikhususkan untuk pendidikan calon masinis Kereta Rel Listrik, maka BPTT Darman Prasetyo dikhususkan untuk masinis lokomotif dan Kereta Rel Diesel (KRD).
Meski terletak di kota Yogyakarta, namun sepertinya belum banyak masyarakat yang memahami pentingnya fasilitas perkeretaapian satu ini.
Pada Minggu (21/3/2016), ratusan pecinta KA dari berbagai komunitas dan daerah berkesempatan melihat lebih dalam ke BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta.
Dalam kunjungan yang diprakarsai Komunitas Railfans Daop Empat (KRDE) Semarang ini mereka melihat fasilitas milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) yakni Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo dan Balai Yasa Yogyakarta.
Pada kesempatan ini Tribun Jogja berkesempatan melihat berbagai fasilitas yang ada di BPTT Darman Prasetyo.
Kunjungan ini diterima oleh Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto dan GM BPTT Darman Prasetyo, Heri Sudarmawan Trimukti.
Heri mengatakan, pihaknya menyambut baik upaya pecinta KA untuk mengenal lebih dekat berbagai sarana mendukung perkeretaapian Indonesia termasuk BPTT ini.
"Di sini rekan-rekan bisa melihat bagaimana persiapan seorang masinis sebelum bertugas membawa KA di lapangan," katanya.
Sekolah Masinis
Pada tahap awal kunjungan, ratusan pecinta KA tersebut dikumpulkan di aula BPTT untuk mendapatkan informasi dasar mengenai sekolah masinis tersebut. Presentasi langsung diberikan oleh GM BPTT.
Heri menjelaskan, pada 1973, balai pelatihan ini masih bernama Pusat Pendidikan dan Latihan Diesel (PPLD). Kemudian pada 1980 berganti nama menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Traksi.
Sementara pada 2000 berganti lagi menjadi Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT).
"Insiden gugurnya masinis Darman Prasetyo dalam kecelakaan pada Desember 2013 kemudian membuat nama almarhum diabadikan di sini. Akhirnya, nama tempat ini menjadi BPTT Darman Prasertyo," jelas Heri.
Tidak hanya masinis, BPTT Darman Prasetyo menurut Heri juga melatih berbagai tenaga operasional lainnya misalnya teknisi perawatan dari Balai Yasa hingga dipo lokomotif.
Karena itu, BPTT Darman Praseryo juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Mulai dari kelas untuk pemberian materi berupa teori, hingga ruangan praktek.
"Setiap tahunnya, ratusan orang dikirim ke sini, baik dari Jawa maupun Sumatra. Bahkan pada tahun ini saja ada sekitar 1.039 siswa," kata Heri lagi.
Setelah mendengarkan paparan dari GM BPTT, ratusan peserta kemudian diajak berkeliling melihat fasilitas pendidikan.
Selain melihat laboratorium komponen dimana ratusan komponen kereta dan lokomotif dipajang, para pecinta KA juga diajak melihat fasilitas terbaru dan tercanggih di BPTT.

Tribun Jogja/Rento Ari
Ratusan pecinta KA dari berbagai komunitas dan daerah berfoto bersama sebelum mengunjungi BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta, Minggu (20/3/2016).
Simulator
Fasilitas tersebut adalah simulator lokomotif yang terletak di bagian belakang BPTT Darman Prasetyo.
Heri mengatakan, pihaknya memiliki dua alat simulator. Yang pertama adalah Simulator Lokomotif CC201 yang didatangkan pada 2010.
"Sedangkan yang terbaru adalah simulator loko CC206 yang dipasang pada 2015 lalu. Alat ini menampilkan kondisi sesungguhnya yang harus dihadapi masinis misalnya situasi hujan, gangguan sinyal, hingga simulasi ada kendaraan di lintasan. Kepekaan masinis diuji di sini," jelas Heri.
Simulator Lokomotif CC201 menurut Heri masih menggunakan teknologi lama yang tidak selengkap simulator CC206.
Simulator ini memiliki ketajaman grafis yang rendah dan simulasi kondisi yang dihadapi masinis belum seperti aslinya.
Sementara untuk simulator lokomotif CC206 yang didatangkan dari Perancis memiliki suasana layaknya kabin lokomotif asli.
Ada berbagai panel kendali, komponen, tuas pengendali bahkan jendela yang membawa siapapun yang masuk ke dalamnya bagaikan mengendalikan lokomotif.
"Untuk simulator CC206 ini sebenarnya tidak hanya terdiri dari kabin saja. Ada kabin, panel pengawas dan ruang data. Masinis yang diuji diawasi dan diberi materi ujian dari ruang pengawas. Misalnya bagaimana menghadapi gangguan sinyal, gangguan di rel, hingga kendaraan yang nyelonong di rel. Semua skenario itu disusun di ruang data dan diberikan melalui ruang pengawas. Segala aktivitas masinis mulai dari keputusan tindakan hingga gerak-gerik, semuanya terpantau dan tercatat di ruang data," paparnya.
Dari Amerika
Berdasarkan aktivitas masinis di ruang simulasi tersebut, lanjutnya, pihaknya dapat menilai kecakapan seorang masinis. Bagaimana seorang masinis menghadapi situasi tertentu dapat terekam secara detail melalui alat produksi Corys dari Perancis tersebut.
Uniknya, meski canggih, namun alat tersebut tidak didatangkan secara khusus oleh PT KAI. Heri mengungkapkan, alat tersebut merupakan fasilitas yang diberikan produsen lokomotif CC206 yakni General Electric (GE) dari Amerika.
Keputusan PT KAI pada 2013 untuk mendatangkan lebih dari 100 unit lokomotif CC206 direspon positif GE dengan memfasilitasi perangkat untuk membiasakan masinis dengan teknologi terbaru yang ada pada lokomotif.
"Tapi dengan simluator ini, malah menjadi komponen penting dalam pendidikan masinis. Di sini pengetahuan dan perilaku masinis bisa dinilai dengan cukup rinci," lanjutnya.

Tribun Jogja/Rento Ari
GM BPTT Heri Sudarmawan Trimukti (atas) memberi pengarahan seorang pecinta KA yang sedang menjajal simulator CC206 milik BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta.
Untuk tipe rute jalan yang ada di simulator, menurut Heri saat ini baru ada rute Jakarta-Cikampek. Rute ini merupakan rute yang dibuat sejak dari produsennya.
"Namun ke depannya kami usulkan untuk menambah rute baru, misalnya jalur ke Bandung. Ini penting agar masinis dapat belajar menghadapi berbagai medan jalan," ungkap Heri.
Dalam proses pendidikan masinis, terang Heri, simulator ini berperan penting. Ia mencontohkan, alat ini menjadi satu instrumen dalam ujian kelulusan masinis.
"Untuk menjadi masinis memang tidak mudah. Mulai dari perekrutan hingga siap bertugas membawa lokomotif sendiri bisa membutuhkan waktu minimal 17 bulan. Nah, di simulator ini, tidak hanya pengetahuan, namun sikap mereka bisa dinilai. Kalau sikapnya tidak memenuhi, dan itu terpantau di indikator, mereka bisa tidak lulus," imbuhnya.
Dalam kunjungan tersebut, para pecinta KA juga berkesempatan masuk dan menjajal simulator tersebut.
Apabila dalam kehidupan nyata selain petugas dan masinis dilarang masuk ke kabin loko dan menjalankan kereta, di sini mereka bisa merasakan menjadi masinis.
Ketua KRDE, Aji Bagas Putro mengatakan, melihat dan menjajal simulator ini merupakan momen langka. Sebab, tidak semua orang berkesempatan menjajal.
"Walau hanya simulator, tapi rasanya senang sekali. Nggak semua orang bisa mendapatkan kesempatan ini," ujarnya.
Momen yang sangat berharga inipun tidak disia-siakan para pecinta KA. Mereka bergantian melihat dan mencoba simulator dengan pengawasan dari petugas.
Mereka pun bisa menjiwai peran seorang masinis yang memang tidak mudah.
Keasyikan menjajal simulator ini sempat membuat waktu yang dihabiskan di BPTT Darman Prasetyo melebihi yang dijadwalkan.
Setelah diingatkan panitia, barulah para pecinta KA yang didominasi remaja ini beranjak dan menuju ke tujuan selanjutnya yakni Balai Yasa Yogyakarta yang terletak tidak terlalu jauh dari BPTT. (tribunjogja.com)

Related Articles

0 komentar: